Piala AFF 2024 sudah di depan mata, dan satu pertanyaan besar yang muncul adalah: apakah Timnas Indonesia bisa menjuarai turnamen ini tanpa pemain diaspora yang merumput di Eropa? Hal ini menjadi penting karena Piala AFF bukanlah turnamen yang masuk ke dalam kalender resmi FIFA. Oleh karena itu, klub-klub Eropa tidak memiliki kewajiban untuk melepas pemain mereka ke turnamen tersebut, membuat pemain diaspora Indonesia seperti Shayne Pattynama, Elkan Baggott, dan pemain lainnya berpotensi absen.
Tanpa kehadiran pemain diaspora, Timnas Indonesia tentu akan kehilangan kekuatan besar, terutama di lini belakang dan tengah yang biasanya diperkuat oleh Elkan Baggott. Namun, apakah itu artinya harapan Indonesia untuk menjuarai Piala AFF 2024 menjadi kecil? Tidak juga.
Skuad Garuda sebenarnya masih memiliki peluang besar untuk bersaing. Pelatih Shin Tae-yong telah mengembangkan banyak pemain lokal yang potensial, seperti Pratama Arhan, Marc Klok, dan Witan Sulaeman, yang sudah memiliki pengalaman internasional. Para pemain lokal ini telah menunjukkan perkembangan pesat dan bisa diandalkan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemain diaspora.
Selain itu, semangat juang yang dimiliki oleh pemain-pemain lokal Indonesia tak pernah diragukan. Tim ini sudah beberapa kali nyaris meraih gelar Piala AFF, dan dengan persiapan matang serta strategi tepat, peluang Indonesia tetap ada. Fokus pada kolektivitas dan taktik yang sesuai dengan karakteristik tim bisa menjadi kunci sukses tanpa perlu bergantung pada pemain Eropa.
Meski berat tanpa pemain diaspora, Timnas Indonesia tetap memiliki kans untuk menjuarai Piala AFF 2024 jika mampu memaksimalkan potensi pemain lokal dan kerja tim yang solid.
Piala AFF 2024 semakin mendekat, dan satu pertanyaan besar yang menggantung di benak para pecinta sepak bola Indonesia adalah: apakah Timnas Indonesia mampu meraih gelar juara tanpa kehadiran pemain diaspora yang berlaga di kompetisi Eropa? Hal ini menjadi semakin relevan karena Piala AFF tidak termasuk dalam agenda FIFA. Akibatnya, klub-klub Eropa tidak diwajibkan untuk melepas pemain mereka, membuat para pemain diaspora Indonesia seperti Elkan Baggott, Shayne Pattynama, dan Ivar Jenner terancam tidak bisa bergabung dengan skuad Garuda.
Absennya pemain-pemain diaspora tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih Shin Tae-yong. Pemain seperti Elkan Baggott, dengan pengalaman dan postur tinggi di lini pertahanan, serta Shayne Pattynama yang bisa memperkuat sisi sayap, merupakan andalan di beberapa pertandingan sebelumnya. Namun, hal ini bukan berarti Indonesia kehilangan seluruh harapan.
Timnas Indonesia masih memiliki banyak talenta lokal yang telah terbukti mampu bersaing di level internasional. Pemain-pemain seperti Pratama Arhan, yang dikenal dengan kemampuan lemparan jarak jauhnya, Witan Sulaeman yang punya skill dribel mumpuni, dan Marc Klok yang stabil di lini tengah, bisa menjadi tumpuan. Ditambah lagi, pelatih Shin Tae-yong sudah membangun fondasi tim yang solid dalam beberapa tahun terakhir, dengan menekankan pada kolektivitas, fisik yang kuat, dan pressing tinggi.
Selain itu, semangat juang para pemain lokal yang dikenal tak kenal menyerah selalu menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia. Meski tanpa pemain diaspora, para pemain lokal telah membuktikan bahwa mereka bisa tampil konsisten di level regional. Hal ini terlihat dari perjalanan Timnas di Piala AFF sebelumnya, yang mampu mencapai final meski belum berhasil menjadi juara.
Untuk memenangkan Piala AFF 2024, kuncinya terletak pada bagaimana Shin Tae-yong mampu memaksimalkan potensi pemain lokal dan merancang strategi yang efektif. Dengan persiapan yang matang, kedalaman skuad yang cukup, dan dukungan penuh dari suporter, Timnas Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk meraih trofi pertamanya di ajang Piala AFF. https://www.syanafromparis.com/